- Back to Home »
- Serba-Serbi »
- BKN Tegas Dalam Setiap Kecurangan Penerimaan CPNS
Posted by : Anom
Thursday, 16 May 2013
Badan Kepegawaian
Negara (BKN) bersikap tegas terhadap pelanggaran Norma, Standar, dan
Prosedur (NSP) Kepegawaian, termasuk menindak kecurangan dalam
penerimaan CPNS baik dari jalur tenaga honorer maupun pelamar
umum. Berdasarkan wewenang yang dimiliki, BKN menjadi garda terakhir
dalam menjaga kemurnian dan obyektivitas dalam proses penerimaan CPNS.
“Jika terbukti ada kecurangan, BKN akan membatalkan status
kepegawaiannya,” tegas Kepala BKN Eko Sutrisno di ruang kerjanya kepada
reporter Mesya dari JPNN.COM dan Adityo Minarto dari JPNN TV, Jakarta Rabu (15/5).
Eko Sutrisno lebih
lanjut meminta masyarakat guna mewaspadai segala bentuk upaya penipuan
dalam penerimaan CPNS, baik melalui jalur tenaga honorer maupun pelamar umum. “Kami meminta segenap lapisan masyarakat agar proaktif dalam upaya menanggulangi masalah ini, termasuk melaporkannya kepada pihak yang berwajib,” jelasnya.
Terkait masalah tenaga
honorer kategori I, Eko Sutrisno menjelaskan bahwa Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan BPKP tengah
melakukan penyelesaian Audit Tujuan Tertentu (ATT) terhadap
sejumlah instansi pemerintah di pusat dan daerah. “ATT ini dilakukan
terhadap instansi yang memiliki tenaga honorer lebih dari 500 orang,”
terangnya.
Eko Sutrisno
menjelaskan bahwa tes untuk tenaga honorer kategori II diupayakan
serentak dilakukan di berbagai instansi pemerintah di pusat dan daerah
setelah masa uji publik usai. Menurutnya,
hal ini tidak mudah dilakukan, terutama terkait permasalahan distribusi
soal. “Untuk keamanan soal, POLRI dan Lembaga Sandi Negara akan turut
serta dalam mengawasinya,” ucapnya.
Ditekankan pula bahwa mulai tahun ini penerimaan CPNS dari jalur pelamar umum akan menggunakan sistem Computer Assisted Test
(CAT) yang digagas dan dikembangkan BKN. Melalui sistem CAT,
masing-masing peserta mendapatkan soal berbeda-beda. “Tiap peserta bisa
melihat langsung nilai yang diperolehnya untuk mengetahui apakah ia
lulus atau tidak. Sistem tes seperti ini juga tidak bisa direkayasa
sebab sistem komputer yang langsung memeriksa jawaban tiap peserta”
pungkas Eko Sutrisno. (aman-tawur-kiswanto)sumber